Rabu, 19 Oktober 2016

Mengenal Konsep Analisis Framing dari Beberapa Ahli

Apa itu Framing?
framing adalah penekanan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk oleh media. Proses pembentukan itu akhirnya ada bagian tertentu yang lebih menonjol yang lebih mudah dikenal dan diingat oleh masyarakat . Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek yang ditonjolkan daripada aspek yang tidak ditonjolkan atau bahkan tidak diberitakan media massa. 
framing juga sebuah cara bagaimana peristiwa disajikan media. penyajian tersebut disajikan dengan cara menekankan bagian tertentu.

berikut analisis framing menurut para ahli :

Framing Zhondang Pan dan Gerald Kosicki
framing ini membuat satu berita akan terlihat berbeda kesimpulannya sesuai dengan media massa yang menganalisa. biasanya berita yang lebih ditonjolkan mempunyai unsur kepentingan pribadi media massa tersebut.  berita yang ditonjolkan akan menjadi headline agar masyarakat langsung menerima pesan yang dimuat media tersebut. contoh seperti kasus gayus tambunan yang lari ke bali, surat kabar Media Indonesia menjadikan berita ini sebagai headline karena sengaja ingin menunjukan adanya keterlibatan abu rizal bakrie dalam kasus ini. berbeda dengan Media Indonesia, Republika bersifat netral, bahkan hampir tidak ditonjolkan kasus gayus tambunan ini.


Perangkat Framing dalam pendekatan ini dapat dibagi dalam empat struktur besar, yaitu:
  1. Struktur sintaksis merupakan penyusunan fakta atau peristiwa dalam teks berita yang berupa pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa, disusun dalam bentuk susunan umum berita. Perangkat framing adalah skema berita, dan unit yang diamati adalah headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan dan penutup. Struktur sintaksis dapat memberikan petunjuk yang berguna untuk wartawan dalam memaknai peristiwa dan hendak ke mana   berita itu akan diarahkan (Nugroho, 1999: 31).
  2. Struktur skrip merupakan pengisahan fakta dalam teks berita. Struktur ini melihat strategi dan cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita. Perangkat framing adalah kelengkapan berita dan unit yang diamati melalui 5W+1H. untuk itu, unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda framing yang penting, namun jika salah satu unsur kelengkapan berita yang dimiliki wartawan tidak dimunculkan maka akan memperlihatkan penekanan atau penonjolan dan penyamaran terhadap fakta yang ada.
  3. Struktur tematik merupakan penulisan fakta atau menuangkan pandangan dalam teks berita terhadap suatu peristiwa berdasarkan proposisi, kalimat atau hubungan kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Perangkat framing dari struktur tematik ini terdiri dari detail, maksud, nominalisasi, koherensi, bentuk kalimat, dan hubungan kalimat. Struktur tematik sebenarnya merupakan alat analisis untuk melihat bagaimana fakta ditulis, kalimat yang dipakai, serta menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan.
  4. Struktur retoris merupakan penekanan fakta dalam teks berita. Perangkat framing yang digunakan adalah leksikon, grafis, metafora, penandaan dengan unit analisis kata, idiom, gambar, foto, dan grafik. Disamping itu unsur leksikon menunjukan pilihan kata dalam suatu kalimat tertentu. Ketika menulis berita dan menekankan makna atas peristiwa, wartawan akan memakai semua strategi wacana itu untuk meyakinkan khalayak pembaca bahwa berita yang dia tulis adalah benar.




Framing William A. Gamson dan Andre Modigliani
Frame dianggap sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana. 

Framing Devices ( Perangkat Framing )                      Reasoning Devices ( Perangkat Penalaran )

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Methapors                                                                  Roots
-----------                                                                     -----
Perumpamaan atau pengandaian                                   analisis kausal atau sebab akibat
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cathphrases                                                                Appeals to principle
------------                                                                    --------------------
frase yang menarik, kontras, menonjol dalam               premis dasar, klaim-klaim moral
suatu wacana. ini berupa slogan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Exemplar                                                                    Consequenses ( ditambahi penulis )
---------                                                                        -----------------------------------
mengaitkan bingkai dengan contoh,                              efek atau konsekuesi yang didapat dari bingkai.
uraian (bisa teori, perbandingan) yang 
memperjelas bingkai.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Depiction
---------
penggambaran suatu isu yang bersifat konotatif.


Visual Image
------------
gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada dua pendekatan dalam framing ini, yang pertama pendekatan menghasilkan framing dalam level kultural, kedua pendekatan psikologis yang menghasilkan framing dalam level individual. framing dalam level kultural dimaknai sebagai batasan-batasan wacana serta elemen-elemen konstitusif yang tersebar dalam konstruksi wacana. Framing dalam level individu, berangkat dari asumsi bahwa individu selalu bertindak atau mengambil keputusan secara sadar, rasional, dan intensional, yang selalu merujuk pada frame of reference (kerangka referensi) dan field of experince (bidang pengalaman).

Framing Robert Entman
menggambarkan proses seleksi isu dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. aspek tertentu yang ditonjolkan dalam framing ini seperti penempatan yang mencolok (headline didepan atau dibelakang), pengulangan, pemakaian grafis, generalisasi dan simplikasi.

Senin, 23 Mei 2016

Teori S-R, AIDDA, & Bullet Theory

Teori S-R (Stimulus-Response), Teori AIDDA (Attention, Interest, Desire, Action) dan Bullet Theory (Teori Peluru). Teori ini terdapat pada teknik propaganda. Propaganda adalah komunikasi satu arah yang dilkakukan individ/institusi kepada khalayak. Propaganda sekarang telah kehilangan maknanya karna ditutupi oleh stigma negative .
Kembali lagi pada teori yang terdapat pada teknik propaganda yaitu :
a.   Teori S-R
Stimulus respon menjadi model komunikasi yang sangat dasar. Model ini mengansumsikan bahwa kata verbal, isyarat non verbal, gambar dan tindakan tertentu yang akan membuat seseorang memberikan respon dengan cara tertentu. Respon yang diberikan tergantung dengan stimulus yang diberikan atau karakteristik seseorang. Misalnya, saat A memberikan senyuman dan menyapa B dengan hangat, B akan memberikan respon yang positif. Ketika, A datang dengan wajah yang tidak bersahabat dan melotot, tentu respon B akan ketakutan.

b.   Teori AIDDA
Pertama adalah Attention (menaruh perhatian), yaitu tahapan dimana kita dapat membangkitkan perhatian khalayak dengan gaya bicara dan penampilan didepan mereka.
Kedua adalah Interest (minat), setelah perhatian kita berikan pada khalayak, mereka akan mulai tertarik dengan apa yang kita ucapkan.
Ketiga adalah Desire (keinginan), ketika khalayak mempunyai minat dengan apa yang kita ucapkan dan apa yang kita tampilkan, mereka akan mempunyai hasrat atau keinginan lebih ke tahap selanjutnya.
Keempat adalah Decision (keputusan), khalayak yang tertarik dengan apa yang kita bicarakan dan tampilkan, selanjutnya akan memutuskan untuk mengambil tindakan.
Kelima adalah Action (Tindakan), ketika 4 tahap yang diatas telah berhasil mempengaruhi khalayak, khalayak akan memberi tindakan dengan mengikuti dan menyetujui.
Contoh teori AIDDA: seseorang melihat tayangan iklan produk kecantikan di tv dengan model artis terkenal Indonesia, iklan ini memperkenalkan produknya yang mampu memutihkan wajah dan kulit wanita. wanita yang meilhat tayangan ini akan tergiur untuk membeli agar kulitnya menjadi putih. In fact, orang Indonesia mempunyai kulit dengan ciri khas sawo matang, bukan kulit putih.  
c.   Bullet Theory (teori Peluru)
Menurut Wilbur Schram, teori ini mengansumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan audience dianggap tidak berdaya. Penyampaian pesan pada teori ini adalah satu arah. Media masa sangat bisa memepengaruhi audience. Contohnya, ketika iklan air mineral pertama muncul yang bermerk Aqua, ini akan mempengaruhi asumsi mereka bahwa air mineral itu adalah Aqua.

Namun, 20 tahun kemudian teori ini dicabut karena, audience yang dianggap pasif tidak lah benar.

Monologika

     Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya seseorang yang berbicara.
Contoh dari monologika adalah :
1.   Pidato. kegiatan berbicara di depan banyak orang. Tema yang dibawakan biasanya menyesuaikan dengan event yang ada. Pidato ini kegiatan yang mengajak audience untuk ikut menyetujui apa yang disampaikan.
2.   Deklamasi. kegiatan seni membacakan sesuatu hasil sastra yang berbentuk puisi dengan lagu/gerak tubuh sebagai alat bantu. Gerak yang dimaksud gerak alat bantu yang puitis, yang seirama dengan bacaan, gerak-gerik dan mimic. Orang yang melakukannya disebut deklamator.

3.   Puisi. bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengna bahasa yang terikat irama, rima, penyusuna lirik dan bait, serta penuh makna.

Sabtu, 21 Mei 2016

Hallo Effect

      Hallo Effect adalah penilaian atau kesan kita terhadap seseorang yang baru saja kita temui berdasarkan karakteristik tertentu. Pada hallo effect kita akan menyimpulkan karakter seseorang yang baru saja kita temui secara menyeluruh. Entah itu akan bersifat penilaian yang positif atau negative. Penilaian yang kita lakukan, tanpa disadari oleh kita. Ini lah letak kurang akuratnya hasil dari hallo efek. Kita tidak bisa menilai karakter seseorang hanya dengan pertemuan pertama, kita harus mengenalnya lebih dalam agar mengetahui secara detail.  
Contoh :
1.   si A memperkenalkan si B dengan si C. Pada perkenalan saat itu, si B kurang tertarik berkenalan dengan si C karena raut wajah si C terlihat sangat cuek.
2.   Si X dan Y mempunyai rencana akan bertemu di kafe pada pukul 1 siang, namun si Y datang terlambat 15 menit. Lalu, X menyimpulkan bahwa Y orang yang tidak tepat waktu.

Hal-hal yang seperti ini akan mempengaruhi mindset seseorang terhadap orang lain, walaupun pada kesan pertama saja. Alangkah baiknya, kita harus berfikir positif terhadap orang yang baru saja kita temui. Dan kita yang akan bertemu seseorang untuk pertama kalinya, ada baiknya membuat orang yang kita temui nyaman, enjoy dan tidak negative thinking dengan kita. Cukup dengan tersenyum, seseorang yang bertemu kita akan menilai positif. 

rasialisme

     Rasialisme adalah paham bahwa ras/suku diri sendiri lebih unggul daripada ras yang lainnya. Sikap rasialisme ini juga sikap yang kurang akan toleransinya. Rasialisme juga akan banyak menimbulkan konfilk dan perpecahan. Rasialisme lebih banyak membeda-bedakan ras sendiri dengan ras orang lain.


Contoh Realisme : rasialisme pernah terjadi dan terkenal di Indonesia adalah konfilk-rasialisme anti-Tionghoa, di mana di Indonesia pernah terjadi pembantaian besar-besaran terhadap ras Tionghoa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Butuh perjuangan agar ras Tionghoa diterima.

Fanatisme

1.                 Fanatisme adalah keyakinan seseorang yang terlalu kuat/berlebihan terhadap hal apapun, baik dalam hal politik, agama dan yang lainnya. Hal-hal yang mereka anut secara berlebihan bisa sesuatu yang positif atau negative. Seseorang yang terlalu fanatic dengan sesuatu biasanya, pandangan mereka susah untuk di luruskan karena mendalamnya teori yang mereka anut. Fanatisme biasanya tidak memiliki pemikiran yang rasional sehingga akan menimbulkan perilaku anarkis. Fanatisme tidak memiliki sikap toleransi.
Contoh Fanatisme :
1.   Membunuh seseorang yang berbeda keyakinan dengan mereka
2.   Mengidolakan public figure secara berlebihan
3.   Kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh orang yang fanatic beragama
4.   Perang antar suku


Namun, dalam pandangan saya, sikap Fanatik tidak ada yang positif. Karena sesuatu yang berlebih-lebihan sangat tidak baik. Sikap fanatic ini akan menimbulkan konfilk dan perpecahan antar umat

Selasa, 17 Mei 2016

Stereotipe

     Stereotip adalah cara pandang terhadap suatu kelompok sosial dimana cara pandang tersebut digunakan pada setiap kelompok tersebut. Dr. Suciati, S.Sos, M.Si dalam bukunya yang berjudul "Psikologi Komunikasi"  mengatakan bahwa , Stereotipe adalah "Keyakinan terhadap suatu atribut seseorang yang biasanya mengarah kepada sifat atau kepribadian sekelompok orang. Stereotitpe muncul sebagai upaya untuk melakukan sebuah generalisasi dari sifat suatu kelompok tertentu". Jadi, stereotipe adalah gambaran kita yang seakan tidak berubah, karena umumnya orang sudah banyak mengatakannya. Banyak informasi yang kita terima melalui pihak kedua atau media. Sehingga kebanyakan dari kita mengikuti informasi yang bersifat umum. Stereotipe kadang bersifat negatif, atau positif.
contohnya :
 1. stereotipe pada etnis Jawa, orang-orang jawa asli biasanya bersifat pemalu, lamban, penurut dan tidak suka berterus terang 
 2. stereotipe pada gender, Pemimpin yang berhasil di Indonesia identik dengan laki-laki
 3. stereotipe pada pekerjaan, Tugas seorang perempuan adalah melayani suami dan mengurus rumah, bukan kerja kantoran.
 

ivory Template by Ipietoon Cute Blog Design